Hidup tidak selalunya indah
langit tak selalu cerah
suram malam tak berbintang
itulah lukisan alam
begitu aturan Tuhan… (Hijjaz)
langit tak selalu cerah
suram malam tak berbintang
itulah lukisan alam
begitu aturan Tuhan… (Hijjaz)
Hidup bukan hitam putih.
Mudah dan sederhana.
Hidup penuh warna, pelik dan tak terduga. Pun tak mengurangi makna.
Ada suka dan duka berganti. Ada asa yang sirna. Ada mimpi yang nyata.
Ada kejutan-kejutan. Dalam ni’mat dan ujian. Seperti juga siang dan malam. Selalu begitu. Datang dan pergi.
Hidup juga bukan jalan tol, tanpa hambatan sampai tujuan. Hidup adalah jalan panjang melelahkan. Mendaki, menurun, banyak lubang dan batu menghadang. sudah menjadi takdirnya sendiri, bahwa manusia harus melewati jalan hidup yang berliku. Tak mudah melewati jalan hidup. Tak mungkin pula menghindarinya. Itulah takdirnya.
Namun, disana ada wilayah luas untuk ikhtiar. Sangat luasnya. Memberi peluang. Memberi syarat. Memberi semangat untuk menjadi pemenang. Bukan pecundang. Karena selalu ada kejutan-kejutan dalam hidup. Tak terduga.
Jamal Malik (Dev Patel) membuktikannya. Tonton saja film Slumdog Millionaire. (eit, apa iya …? Sebenarnya saya juga belum nonton) Membaca sinopsisnya sungguh menyeret-nyeret rasa. Ngenes. Betapa berat beban hidup yang harus ditanggung saat ia kecil hingga remaja. Namun betapa indahnya perubahan warna hidup Jamal dalam waktu cepat. Kehidupan panas nan ‘kere’ di kawasan kumuh Mumbai berakhir dengan guyuran setangki air segar. Berlimpah. Tak terduga. Itu ia rasakan setelah ia ikut quis di sebuah stasiun televisi.
Dalam kurun yang lewat, seorang sultan dengan kekuasaan sangat besarnya, mengakhiri hidupnya dalam kesengsaraan dan derita. Sultan Abdul Hamid II. Penjaga terakhir Daulah Turki Usmani, Ia-lah penjaga dan pembela Palestina. Pada th 1902 Ia menolak suap Theodor Herzl, pendiri Zionisme internasional jumlah sangat besar, yakni 150.000.000 poundsterling dengan resiko apapun. Hingga akhirnya, lantaran penolakan itu, tahun 1909, Ia diberangus anjing-anjing kurap Yahudi dan antek-anteknya dalam konspirasi tingkat tinggi. Demi Palestina, Sultan hidup menderita hingga akhir hayatnya. Ia wafat pada tahun 1918.
Seperti itulah warna hidup. Banyak tema memaknainya. Sangat kontras dan keras. Dramatis dan sadis. Juga dinamis, pelik namun tetap bisa dinikmati. Kadang kita tak mampu memilih warna sendiri. Apapun akhirnya warna yang ada, kuncinya ada di hati kita sendiri. Agar warna yang tampil tetap serasi. Agar indah dan tetap bisa dinikmati. Agar kita menang dan selamat, dalam mengarungi samudera kehidupan ini.
Mudah dan sederhana.
Hidup penuh warna, pelik dan tak terduga. Pun tak mengurangi makna.
Ada suka dan duka berganti. Ada asa yang sirna. Ada mimpi yang nyata.
Ada kejutan-kejutan. Dalam ni’mat dan ujian. Seperti juga siang dan malam. Selalu begitu. Datang dan pergi.
Hidup juga bukan jalan tol, tanpa hambatan sampai tujuan. Hidup adalah jalan panjang melelahkan. Mendaki, menurun, banyak lubang dan batu menghadang. sudah menjadi takdirnya sendiri, bahwa manusia harus melewati jalan hidup yang berliku. Tak mudah melewati jalan hidup. Tak mungkin pula menghindarinya. Itulah takdirnya.
Namun, disana ada wilayah luas untuk ikhtiar. Sangat luasnya. Memberi peluang. Memberi syarat. Memberi semangat untuk menjadi pemenang. Bukan pecundang. Karena selalu ada kejutan-kejutan dalam hidup. Tak terduga.
Jamal Malik (Dev Patel) membuktikannya. Tonton saja film Slumdog Millionaire. (eit, apa iya …? Sebenarnya saya juga belum nonton) Membaca sinopsisnya sungguh menyeret-nyeret rasa. Ngenes. Betapa berat beban hidup yang harus ditanggung saat ia kecil hingga remaja. Namun betapa indahnya perubahan warna hidup Jamal dalam waktu cepat. Kehidupan panas nan ‘kere’ di kawasan kumuh Mumbai berakhir dengan guyuran setangki air segar. Berlimpah. Tak terduga. Itu ia rasakan setelah ia ikut quis di sebuah stasiun televisi.
Dalam kurun yang lewat, seorang sultan dengan kekuasaan sangat besarnya, mengakhiri hidupnya dalam kesengsaraan dan derita. Sultan Abdul Hamid II. Penjaga terakhir Daulah Turki Usmani, Ia-lah penjaga dan pembela Palestina. Pada th 1902 Ia menolak suap Theodor Herzl, pendiri Zionisme internasional jumlah sangat besar, yakni 150.000.000 poundsterling dengan resiko apapun. Hingga akhirnya, lantaran penolakan itu, tahun 1909, Ia diberangus anjing-anjing kurap Yahudi dan antek-anteknya dalam konspirasi tingkat tinggi. Demi Palestina, Sultan hidup menderita hingga akhir hayatnya. Ia wafat pada tahun 1918.
Seperti itulah warna hidup. Banyak tema memaknainya. Sangat kontras dan keras. Dramatis dan sadis. Juga dinamis, pelik namun tetap bisa dinikmati. Kadang kita tak mampu memilih warna sendiri. Apapun akhirnya warna yang ada, kuncinya ada di hati kita sendiri. Agar warna yang tampil tetap serasi. Agar indah dan tetap bisa dinikmati. Agar kita menang dan selamat, dalam mengarungi samudera kehidupan ini.
Baginda Nabi SAW memberi tip untuk memenangkan hidup;
1. iman yang benar (…qul amantu billah…)
2. istiqomah (…tsumas taqim…!)
3. syukur saat dapat nikmat (…idza asobathu saroou syakaro…)
4. sabar saat diuji (…idz asoobathu dhoroou shobaro…)
1. iman yang benar (…qul amantu billah…)
2. istiqomah (…tsumas taqim…!)
3. syukur saat dapat nikmat (…idza asobathu saroou syakaro…)
4. sabar saat diuji (…idz asoobathu dhoroou shobaro…)
Hidup sulit diterka. Seperti apa kesudahannya. Yang pasti, tidak semua keinginan sesuai harapan. Tidak semua kemauan akan terlaksana. Meski semua nasib sudah tertulis, tak mampu tersentuh dengan cara apapun. Disanalah peran IMAN, ISTIQOMAH, SYUKUR dan SABAR. Semoga Allah memberi kemudahan kita untuk melakukan itu…
Terakhir, masih ada lanjutan syair nasyid keren di atas. Pesannya asik sekali untuk direnungkan. Dikunyah-kunyah. Ditelan perlahan-lahan. Yakinlah, itu obat yang menyembuhkan.
jadilah rumput nan lemah lembut
tak luruh dipukul ribut
bagai karang di dasar lautan
tak terusik dilanda badai
dalam sukar hitunglah kesyukuranmu
dalam senang awasi kealpaanmu
setitis derita melanda
segunung kurniaan-Nya
usah mengharapkan kesenangan
dalam perjuangan penuh pengorbanan
usah dendam berpanjangan
maafkan kesalahan insan
begitu ajaran Tuhan
(Hijjaz)
tak luruh dipukul ribut
bagai karang di dasar lautan
tak terusik dilanda badai
dalam sukar hitunglah kesyukuranmu
dalam senang awasi kealpaanmu
setitis derita melanda
segunung kurniaan-Nya
usah mengharapkan kesenangan
dalam perjuangan penuh pengorbanan
usah dendam berpanjangan
maafkan kesalahan insan
begitu ajaran Tuhan
(Hijjaz)
Kampus as-syifa, Subang.
0 komentar:
Posting Komentar